Monday, March 23, 2009

Optimalisasi Blog

Pada hari ini, selasa 24 Maret 2009, di Universitas Muhammadiyah SUrabaya diadakan pelatihan "Blog". Tujuan pelatihan ini adalah untuk mengoptimalkan blog yang telah dimiliki dosen. Pelatihan ini diikuti oleh 8 dosen. Meskipun pelatihan ini merupakan serial pelatihan electronic learning, tetapi tetap saja menarik. Serial pelatihan sebelumnya adalah pelatihan Adobe Flash, yang diikuti oleh 20 orang.

Friday, January 16, 2009

Research Design




Gambar di atas adalah skema Designing Question. Skema tersebut digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dengan basis case study.
Skema aslinya adalah yang di sebelah kiri. Inti dari skema asli adalah bagaimana peneliti dengan pendekatan kualitatif dapat mengumpulkan data mengenai hubungan antara perencanaan suksesi dengan kinerja perusahaan keluarga. Terdapat dua kutub dalam masing-masing tahap yaitu bad and good. Terdapat kemungkinan perpindahan dari satu tahap ke tahap lainnya tidak linier. Artinya, sebagai contoh, pada saat perencanaan suksesi baik bisa jadi saat masuk pada tahap internal suksesi menjadi baik dan begitu pula saat diukur kinerjanya bisa menjadi sebaliknya. Kemungkinan-kemungkinan yang terbuka itu adalah hal yang lumrah dalam penelitian kualitatif yang bertumpu pada kekuatan "word". Kemampuan mengintepretasi "word" itulah yang menjadi tolok ukur reputasi peneliti kualitatif.
Kelemahan skema asli:
Saat kami presentasikan di depan Dr. Bob dan Dr. Iean dari The university of Queensland (UQ) terdapat pertanyaan; bagaimana mengukur "good" dan "bad" itu? Meski jawaban dalam penelitian kualitatif seringkali bersifat kata-kata sehingga untuk menganalisisnya diperlukan kemampuan yang subyektif, namun tetap harus dicarikan jalan untuk merasionalkan dan menjadikan ukuran jawaban itu menjadi "umum" dan bisa diterima khalayak kebanyakan. Kelemahan ke dua adalah tidak bisa menjelaskan adanya event dan proses, sesuatu yang sangat penting dalam penelitian sosial dan behavioral. Bahkan Priscilla Cale , 2008, dari University of Connecticut, USA, memperjelas adanya dikotomi proses suksesi dalam family business dengan mengatakan bahwa suksesi adalah proses bukan even. Di sisi lain kita sering melihat bahwa suksesi itu diwujudkan dalam bentuk pergantian (apakah CEO atau kepemilikan).
Berangkat dari kelemahan-kelemahan skema asli itu, saya mengintrodusir skema ke dua yang di sebelah kanan itu. Dalam skema baru itu, peneliti akan terbantu dengan kerangka berfikir itu, terutama dalam pengumpulan data yang kebanyakan bertumpu pada teknik depth interview dan outside observation. Kedua teknik itu memerlukan kemampuan peneliti dalam hal penetrasi untuk bisa memasuki wilayah-wilayah terjadinya dinamika pengambilan keputusan dan transfer of values. Peneliti mutlak mempunyai kapabilitas untuk sebanyak mungkin berada di samping key informant apakah itu old generation atau young generation.
Saya perkenalkan skema baru tersebut dengan pembedaan yang jelas antara event dan proses. Saya juga memulai dari evaluasi kinerja perusahaan keluarga sebelum terjadinya proses inisiasi suksesi dan di akhiri dengan evaluasi kinerja setelah proses post suksesi. Meskipun dalam konten ukuran yang digunakan sama tetapi tolok ukurnya berbeda. Pada saat sebelum proses inisiasi, tolok ukur kinerjanya adalah laba, dan pertumbuhan. Namun saat setelah proses suksesi, tolok ukurnya adalah laba yang berkelanjutan dan pertumbuhan yang meningkat.
Masing-masing event telah disediakan alat ukurnya. Meskipun dalam perkembangan saat interview atau saat observasi terdapat kemungkinan bertambah atau berkurang namun penetapan measurement sebagai penuntun interview sangatlah diperlukan. Bahkan kalau mungkin measurement itu dibangun bersama dengan para informant dengan menggunakan teknik mind-map misalnya.
Yang penting lagi adalah skala dan arti score dari setiap tahapan event dan proses. Dr. Bob bertanya kenapa score dimulai dari angka 1 (bukan 0) dan di akhiri pada angka 9 (bukan 10). saya beragumentasi bahwa angka 0 (zero) adalah nothing yang berarti menegasikan atau menafikan semua perbuatan manusia seolah-olah manusia itu tak berbuat apa-apa. Padahal sebagai pengusaha perusahaan keluarga yang biasanya mulai dari bawah, entreupreneurship menjadi hal pokok dan biasa bagi pengusaha perusahaan keluarga. Artinya, bisa diyakini bahwa sangat jarang atau hampir tak ada pengusaha yang doing nothing. Sementara itu saya menghindari angka 10, karena menurut saya angka 10 adalah perfect yang itu hanya dimiliki oleh Tuhan, Dr. Iean, bisa memahami argumentasi saya ini. belakangan Dr. Bob juga tak keberatan dengan rentang score 1 sampai 9 ini. Namun meskipun demikian kelayakannya masih memerlukan pendapat lain, meskipun saya tak berharap pembicaraan mengenai skala score ini berkepanjangan.
Mohon pertimbangan, saran dan masukan.................

Thursday, January 15, 2009

Sandwich UM di UQ


jongkok dari kiri ke kanan: Supriyanto, Ridlwan, Dr. Iean, Sugeng, Marwan, Sentot.
berdiri dari kiri ke kanan: Nurul, Widayat, Dr. Smith, Dr. Santi, Suseno, Hendri, Luqman, Ahsin.

Peserta Program Sandwich dari Universitas Negeri Malang (UM) ke The University of Queensland (UQ) untuk tahun 2008-2009 adalah sebanyak 9 orang.
Berturut-turut adalah:
1. Yulhendri (yulhendrisutan@yahoo.co.id); mahasiswa Doktoral Pendidikan Ekonomi lahir 25 Mei 1977, dosen Universitas Negeri Padang, rencana disertasi: An analysis of the influence of household learning, human capital and social capital on household welfare in rural and urban West Sumatra.
2. Marwan (mwn_ppqq@yahoo.co.id); mahasiswa Doktoral Pendidikan Ekonomi lahir 9 Maret 1975, dosen Universitas Negeri Padang, rencana disertasi: The Influence of Learning and Market Orientation on Innovativeness and Performance of Embroidery Craft Business in West Sumatra.
3. Luqman Hakim luqmans3um@yahoo.co.id); mahasiswa Doktoral Pendidikan Ekonomi lahir 15 Pebruari 1973, dosen Universitas Wisnuwardhana Malang, rencana disertasi: Studies of Corporate Social Responsibility Disclosure(A Case Study of Publicly Listed Corporations on the Indonesian Stock Exchange).
4. Ahsin Daroini (daroinia@yahoo.com); mahasiswa Doktoral Pendidikan Ekonomi lahir 30 Agustus 1971, dosen Universitas Islam Kadiri, rencana disertasi: Analysis Of Economic Potential of Beef Cattle Smallholders In Kediri Regency, East-Java.
5. Supriyanto (ian_priyanto@yahoo.com); mahasiswa Doktoral Pendidikan Ekonomi lahir 7 September 1969, dosen Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi, rencana disertasi: Community Economic Development in Pesantren : Case Studies in Pesantren in East Java Indonesia.
6. Muhammad Ridlwan (ridlwanm@gmail.com); mahasiswa Doktoral Manajemen Pendidikan lahir 16 September 1968, dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya, rencana disertasi: The Implementation of a Quality Assurance System in Academic Service System in Muhammadiyah Universities East Java.
7. Widayat (widayatumm@yahoo.com); mahasiswa Doktoral Pendidikan Ekonomi lahir 2 April 1968, dosen Universitas Muhammadiyah Malang, rencana disertasi: The influence of socio-economic and demographic factors, psychology, and investment literacy on household investment behaviour.
8. Sugeng Hariyanto (sg_hariyanto@yahoo.co.id); mahasiswa Doktoral Bahasa Inggris lahir 7 September 1969, dosen Politeknik Negeri Malang, rencana disertasi: The Translation of English Websites into Indonesian: Assessing the Products, Understanding the Process.
9. Sentot Imam Wahjono (totim27@yahoo.com); mahasiswa Doktoral Pendidikan Ekonomi lahir 27 Januari 1964, dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya, rencana disertasi: The Effect of Internal Succession on Performance of Family Business.

Dr. M. Basir Palu, SpA, MHA




Brisbane, 14 Januari 2009

Assalamu'alaikum wr wb

Apa kabar pak Basir, masih ingat saya kan?
Bagaimana kondisinya pak apa sudah normal setelah 2 minggu di Australia?
Semoga kondisi bapak baik2 saja, tidak ada halangan berarti dan karier bapak di BKKBN semakin baik dan bermakna.

Saya teringat bapak, ketika dalam toilet lelaki di kampus The University of Queensland saya temukan kotak penjualan kondom otomatis. Ya, sebangsa kotak penjualan minuman ringan otomatis itu. Kalau kita masukkan coin $2.00 maka akan keluar 1 pak kondom isi 2. Maaf ya pak kalau ingat bapak pas teringat kondom.


Saya teringat bapak, karena saat kita ketemu di Australia, kita pernah diskusikan banyak hal tentang program Keluarga Berencana di Indonesia, baik sebelum dan sesudah Reformasi.


Bagi saya sih, KB harap dimaknai sebagai upaya peningkatan kesejahteraan hidup keluarga dengan mengatur sarana prasarana kehidupan sehingga dapat mencukupi kehidupan keluarga. Bukan di titik beratkan pada pembatasan anak. Tapi pada kesejahteraan keluarga.


Berikut saya attach fotonya, sekalian sebagai pengingat saya ya pak.

Wassalam,

Dr. Iean Russell


Brisbane, 15 November 2008.

Assalamu'alaikum wr wb

Alhamdulillah, ibu masih sempat dan diberi kesempatan untuk menjalankan semua tugas dengan baik dan benar, semoga tetap mendapat kemudahan dan pertolongan dari Allah ta'ala. Amin.
Ya, masalah RT saya pikir, pengurus RT yang lain dapat melanjutkan pekerjaan ke RT an, mengenai Gakin sudah benar (coba ditawarkan ke pak Dahri, kalau mau?), ayah harap pak Emog berhasil kirim email ke ayah, sehingga bisa berkomunikasi lebih jauh, syukur kalau berlanjut. Nulis email itu ternyata tak gampang. Kadang macet setelah 2 atau 3 baris hehe..... (pengalaman pribadi).
Ranting Bagong bagaimana kabarnya, pengajian ahad pagi jalan terus? Persiapan Idul Adha bagaimana? Siapa jadinya khotibnya? Jadi pak Fasich?
Ayah juga bersyukur ibu masih sempat nulis email, meski jatah waktu nulisnya sudah malam mendekati jam 24 hehe.... jadi mesti ditutup dengan limang watt hehe....
Mengenai alQuran, ayah dulu juga pernah ditawari, ayah belum tertarik.
Titip salam aja untuk mas Tri, ibu datang sama siapa? anak2 diajak saja.

Dalam 2 minggu awal program ini, materi yang diberikan focus pada methodologi penelitian. Banyak hal yang dulu hanya kami ketahui, dengar dan tahu, sekarang dibahas secara mendalam dengan contoh2 internasional (sesuai dengan pengalaman pemateri). Selain pemateri dari The University of Queensland (UQ) juga ditampilkan pemateri kandidat doktor UQ dari Indonesia. Kebanyakan mereka hebat2, pemahaman dan penguasaan metodologi risetnya mengagumkan, membuat kami tercengang dan so pasti tak ngantuk hehe......
Seluruh materinya di sharekan lewat media pembelajaran elektronik yang bisa diakses lewat internet, sehingga kapanpun dan dimanapun dapat dibuka dan diunduh (download). Kalangan UQ menyebutnya Wiki dalam Blackboard.
Karena mendalamnya, membuat kami sering berbeda pendapat karena berbeda persepsi sehingga sering menimbulkan diskusi hangat, meski terkendala dengan bahasa.
Untuk mengatasai masalah bahasa, kami selalu didampingi fasilitator. Umumnya fasilitator kami mahasiswa UQ kandidat doktor dari Indonesia dengan koordinator seorang doktor IPB yang stay di Ausie mendampingi suaminya yang kerja di Ausie. Dr. Krisantini namanya, beliau luar biasa, selain cantik juga pintar dan rendah hati.
Host supervisor kami (Dr. Iean Russell) tak kalah luar biasanya. Pengalaman akademiknya berjibun, luar biasa banyak, sebagai pembicara seminar internasional, peneliti internasional, dan tulisannya banyak di jurnal internasional. Selain menguasai materi motodologi penelitian (khususnya kualitatif) beliau juga tipe dosen ideal; disiplin tapi lembut, perlahan dalam menyampaikan pesan, sabar, punya perhatian personal, wity (mampu menyampaikan sesuatu yang penting dengan rasa humor tanpa melucu). Beliau kelihatannya senang dengan kelas kami, yang hidup. Foto di atas adalah saat beliau bersedia di foto bersama saya sehabis penyampaian materi di kelas.

Senin depan, selama 3 minggu kami menjalani program "English for Educational Purposes (EforEP)" ya... semacam kursus bahasa inggris lah, kemarin dosen2nya telah memperkenalkan diri. Saya lihat dan rasakan sistem manajemen pengajaran di UQ tertata rapi. Seperti program kami ini, berjalan lancar dengan perencanaan dan koordinasi baik sebelumnya. Ini saya ketahui karena disaat memasuki program baru, beberapa saat sebelumnya sudah ada pihak yang konfirmasi, termasuk pihak yang akan mengisi acara. Mereka memperkenalkan diri, bahwa minggu depan team pengajarnya adalah ini itu dan dibawa serta secara fisik. Bahkan mereka sampaikan content materi yang akan dibawakan, serta minta masukan apakah materinya itu cocok, atau ada usul untuk merubahnya. Mereka siap untuk memodifikasi materi sesuai dengan kecocokan audience. E for EP direncanakan berakhir tanggal 6 Desember 2008. Dilanjutkan dengan materi lanjutan Metodologi riset.

Dalam 2 minggu, tanggal 8 s/d 19 Desember 2008, kami melanjutkan pembahasan tentang metodologi riset lain (selain paradigm positivist, constructivist, dan critical theory). Kami akan bahas Participatory methods, Survey techniques, Qualitative data collection (interview & FGD), Bayesian Belief Networks. Dan tentunya, masing2 kami harus sudah mempunyai draft proposal riset (hasil perenungan setelah mendapat pencerahan di minggu2 terdahulu). Dikatakan pencerahan, karena memang banyak diantara kami, terpaksa meninjau kembali proposalnya yang dulu dibawa dari Indonesia sudah mantap. Termasuk kawan2 yang telah melalui ujian proposal dan bahkan telah mengumpulkan data, rela merevisi kembali proposalnya agar sesuai dengan pemahaman baru yang telah terinternalisasi. Meski pemahaman itu datang dari doktor2 UQ namun setelah berdiskusi panjang akhirnya kami meyakininya. Inilah proses pendidikan yang seharusnya terjadi. Mahasiswa menjadi mengerti dan memahami melalui proses diskusi dengan sesama mahasiswa, sedangkan dosen sebagai fasilitator terjadi diskusi itu. Dosen mengarahkan dan memberi materi yang baik dan benar dengan sabar dan telaten, ibu punya bakat seperti itu (sabar dan telaten hehe....). Ingat peribahasa beras: "Beras menjadi putih bukan karena mesin slep, tetapi karena pergesekan sesama beras".

Kami menjalani libur panjang christmas dan new year, mulai 22 Desember sampai 9 januari. Dalam program, tertulis Self-directed development of research proposals, literature reviews and methods. Tapi ya gitu, selama itu kami tak tahu mau ngapain. Masak mau natalan bersama orang Ausie? hehe.... jangan2 kami dikira Aborigin hihi.....
Kami juga akan menjalani Idul adha disini. Kami sudah cari2 info, kemarin sholat Idul Fitri diselenggarakan di lapangan dekat pondokan. Kali ini direncanakan juga mau adakan sembelih kurban. Kami berencana untuk korban disini, 1 sapi untuk 7 orang. Insya Allah terlaksana, seperti halnya di tahun 2005 lalu ayah korban sapi di Dili.

Minggu2 berikutnya kami akan lalui dengan serangkaian seminar dan diskusi hasil pekerjaan kita masing2. Seluruh proposal penelitian kita akan di seminarkan, dengan peer review dari dosen senior UQ. Peserta juga datang dari kandidat doktor UQ dari Indonesia ditambah kandidat doktor UQ dari negara2 lain yang mempunyai minat yang sama dengan kami. Wah seru dong....... Kami agak grogi juga membaca schedule ini.

Sekian dulu ya bu, sun untuk anak2.
Motivasi terus anak2 untuk menguasai bahasa Inggris.
Bahasa Inggris menjadi senjata pertama dan utama dalam Globalisasi.
Banyak hal dapat dicapai dan diraih dengan menguasai bahasa Inggris.

Wassalam,

Perlukah Demokrasi bagi Indonesia?

Kenapa kita harus menegakkan demokrasi ?

Surabaya, 11 September 2004.


Demokrasi adalah trias politica. Terdapat eksekutif yang terpisah dengan legislatif dan yudikatif. Legislatif adalah pembuat aturan. Eksekutif yang melaksanakan aturan tersebut dan yudikatif yang menghakimi pelaksanaan aturan. Legislatif sebagai pembuat aturan dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Demikian pula kepala eksekutif (presiden) dipilih oleh rakyat langsung lewat pemilu. Sehingga trias politica bisa tegak dengan “dari, untuk, dan oleh rakyat”.

Dalam pelaksanaan demokrasi terdapat syarat mutlak yaitu homogenitas. Rakyat harus berada dalam kondisi yang sama. Sehingga suara rakyat bernilai sama. One people one vote. Kesamaan itu menghilangkan perbedaan status sosial, ekonomi, pendidikan, dan kualitas manusia. Semua orang dianggap dan harus sama, sehingga mempunyai hak suara yang sama. Bila syarat ini tidak terpenuhi, demokrasi tidak akan berjalan sesuai dengan cita-cita Montesque dalam melaksanakan demokrasi.

Kondisi di Perancis pada saat pemikiran Montesque diterima oleh masyarakatnya pada saat itu mungkin berada pada derajat homogenitas yang tinggi atau berada pada titik kejumudan feodalisme. Rakyat Perancis saat itu sudah muak dengan kebobrokan sistem feodal. Barangkali dengan serta merta keberadaan pemikiran demokrasi saat itu dianggap sebagai obat mujarab atas kerinduan untuk pemulihan hak-hak rakyat yang terabaikan.

Lalu bagaimana realitas kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Sebelum kemerdekaan tahun 1945, negeri ini hidup dalam suasana terjajah oleh negeri-negeri asing yang mempunyai kekuatan senjata selama 350 tahun. Sebelum terjajah negeri ini hidup dalam suasana feodal, dimana negera dibangun berdasar azas kerajaan dengan pemimpin yang bersifat otomatis turun temurun. Kehendak raja adalah kehendak rakyat. Bila rakyat mempunyai kekuatan bisa membebaskan diri dari pemerintahan kerajaan dengan mengangkat senjata, perang. Bila menang, sekumpulan rakayat itu dapat mendirikan negera kerajaan baru dengan pemimpin seorang raja yang mempunyai kekuatan. Sehingga negara dibangun diatas kekuatan perang. Perang terus terjadi silih berganti untuk menegakkan dan membangun feodalisme. Kondisi ini terjadi berabad-abad. Tentu ini membuat rakyat Indonesia patut merasa capek, jumud, dan bosan.

Sejak kemerdekaan, kita telah mencoba melaksanakan demokrasi. Sejarah tidak mencatat, kenapa kita baru melaksanakan pemilu pertama, pada tahun 1955. Apakah pemimpin-pemimpin kita masih ragu atau bingung atau kurang memahami, sehingga memerlukan waktu sepuluh tahun. Adalah tugas para ahli sejarah untuk menjawabnya. Tercatat negeri ini telah melaksanakan pemilu sebanyak 10 kali. Berturut-turut tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004.

Pemilu 1955 adalah pemilu setengah hati. Pemilu dengan keterpaksaan setelah Soekarno gagal menunjukkan visinya dalam membangun negeri yang gemah ripah loh jinawi ini. Namun sejarah mencatat bahwa pemilu pertama ini berlangsung dalam suasana demokrasi yang tinggi. Mungkin karena kerinduan yang mendalam akan hadirnya suasana baru kepemerintahan yang dapat menyerap aspirasi rakyat yang telah lama tertindas. Kerinduan yang tidak bisa diobati oleh pidato-pidato yang membangkitkan semangat saja. Kerinduan akan tindakan nyata yang dapat menyejahterakan rakyat. Kerinduan akan kesejahteraan nyata yang tidak bisa dibangun oleh slogan-slogan yang menggelegar.

Sejarah mencatat bahwa memang pemilu 1955 adalah pemilu coba-coba. Tidak nampak jelas visi Soekarno dalam membangun negeri ini lewat demokrasi. Soekarno rupanya sangat yakin bahwa demokrasi tidak bisa diterapkan. Sebagai gantinya, sebagai Pemimpin Besar Revolusi menetapkan demokrasi terpimpin. Suara rakyat hanyalah legalitas bagi pemimpin (eksekutif) dalam menjalankan negera. Kondisi ini berakhir dengan pemberontakan PKI tahun 1965.

Kekalutan politik akibat pemberontakan PKI ini tidak bisa diatasi dengan mekanisme demokrasi yang telah dilemahkan oleh Soekarno. Kondisi bangsa Indonesia saat 1965 tidak jauh beda dengan kondisi awal berdirinya negara Indonesia 1945. Suasana tanpa kekuasaan yang syah. Kekosongan kekuasaan ini tentu melahirkan hukum rimba, siapa kuat dia menang. Yang kuat adalah yang bersenjata. Resminya, yang boleh bersenjata hanyalah tentara. PKI tahu akan hal ini, sehingga PKI minta keabsahan untuk mendirikan tentara rakyat untuk dapat mempersejatai para tani dan nelayan. Sebuah gagasan populis sebagai langkah awal pemberontakan.

Dan memang, kondisi chaos di tahun 1965 ini melahirkan kemenangan tentara dan penghancuran PKI. Hukum rimba telah menegaskan kebenaran dalilnya. Soeharto sebagai komandan tentara memegang tongkat komando negara. Dengan kecerdikan dan kekuasaan tentaranya Soeharto berhasil mengendalikan negara ini, dengan menjadi Presiden, dengan berbekal Supersemar dan Tap MPRS nomor XXI/1966.

Pemilu kedua dilaksanakan tahun 1971. Dibawah tekanan mahasiswa untuk tidak mengulangi kesalahan sejarah yang telah dilakukan oleh Soekarno. Mungkin terinspirasi oleh Amerika Serikat, sebagai negara pelaksana demokrasi terbesar didunia, pemilu 1971 hanya diikuti oleh tiga peserta pemilu (partai politik). Serangkaian pemilu berikutnya terlaksana terus menerus dengan sekuel lima tahunan. Banyak riak-riak demokrasi berhasil dilalui oleh Soeharto. Sehingga dapat melanggengkan kedudukan sebagai Bapak Pembangunan selama 32 tahun. Sebagai kepala negara merangkap kepala pemerintahan di negara yang melaksanakan demokrasi, Soeharto adalah presiden terlama di dunia.

Kebosanan, kejumudan dan kemuakan rakyat atas kepemimpinan Soeharto meledak di tahun 1997. Dipicu oleh terjungkalnya simbol-simbol kesejahteraan. Saat itu nilai tukar rupiah dibanding dolar AS merosot tajam. Kondisi ini menyebabkan daya beli secara nasional juga merosot tajam. Buble economy yang dibangun Soeharto selama ini menunjukkan kesejatiannya berupa tipu daya (tricky) yang rentan dengan variabel-variabel ekonomi yang tidk dikuasai oleh bangsa ini. Soeharto tidak membangun ekonomi bangsa ini berdasar kekuatan mandiri bangsa. Soeharto lebih tertarik membangun ekonomi bangsa ini dengan cara cepat, yaitu jual-beli. Soeharto menjual apa-apa yang dimiliki dan bisa dikeluarkan dari bumi ini keluar negeri dan membeli apa-apa yang diperlukan tanpa berfikir panjang upaya-upaya untuk memberi nilai tambah pada komoditas secara maksimal.

Upaya-upaya pengembangan Sumber Daya Manusia untuk menambah nilai bagi produk ekspor bangsa, dilakukan tanpa arah yang konsisten. Ketidak konsistenan itu dipicu dengan keserakahan sesaat untuk menguasai sumber-sumber ekonomi bangsa untuk kroni dan keluarganya sendiri. Inilah saat-saat kejatuhan Soeharto. Setelah Golkar, sebagai mesin politik Soeharto, memenangkan pemilu tahun 1977, Soeharto segera mengangkat kroni dan keluarga dalam jajaran kabinetnya. Tutut sebagai anak tertua menjadi Menteri Sosial. Bob Hasan, kroninya, menjadi Menteri Kehutanan. Belum lagi sanak-saudara bapak/Ibu Soeharto yang menjabat eselon satu di tingkat Direktorat Jenderal, satu tingkat dibawah kementrian. Keluarga yang lain yang tidak duduk di pemerintahan mendapat konsesi ekonomi yang besar. Tommy, putra bungsu, mendapat konsesi tata-niaga Cengkeh, Jeruk, dan Mobil Nasional. Perbioskopan, Toko Swalayan, Tepung, Mi Instan, Transportasi BBM, yang hidup hanya dari rente ekonomi saja, dikuasai oleh keluarga dan kroni Soeharto. Sehingga ekonomi bangsa ini menggelembung besar dalam sekejap.

Habibie-lah yang bisa menyelamatkan negera ini dari kehancuran. Dengan menggantikan Soeharto, ditahun 1998, setelah Soeharto ditumbangkan oleh kekuatan mahasiswa. Ditengah goncangan politik berupa pertanyaan mengenai aspek legalitas, Habibie membenahi kondisi bangsa ini dari titik ekonomi. Keberhasilan Habibie ini dapat dilihat dari indikator-indikator ekonomi yang tidak bisa ditipu karena terekam secara apa adanya.




Mohon maaf, tulisan di atas adalah rekaman uneg-uneg masa lalu, apakah sekarang masih relevan? Allah hu alam bi showab. Mungkin juga pandangan saya itu keliru.

Dr. Bob Hampson


Brisbane, 9 Desember 2008

Assalamu’alaikum wr wb
Istriku terkasih,

Senang bisa menulis surat untukmu kembali, tambatan hatiku
Karena dengan menulis ini sebagian hasrat dan pikiranku terlepaskan,
Sebagaimana saat aku berada di sampingmu atau bercakap dengan mu

Kemarin, hari senin saat ada perkuliahan Statistik,
Dr. Bob Hampson, sang pengajar, di sela sela waktu ngajarnya
Bercerita betapa dia sangat menikmati bepergian ke Indonesia hanya dengan istrinya
Dia memulai perjalanan dari Denpasar
Dengan menggunakan moda transportasi darat di telusuri jalan Denpasar – Medan, selama 8 minggu
Dia jalani semuanya apa adanya,
Berdesakan di bus, katanya seperti ikan sardine
Bermalam di motel, makan di warung, menenteng ransel
Mereka menikmati perjalanan bak back packer
Dia senang sekali menceritakan hal itu, pertanda dia juga sangat menyukai perjalanan itu.

Dia cerita penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, gunung Bromo, Tangkuban prahu Bandung, Jakarta, penyeberangan Merak-Bakauheni, adu kerbau di Bukittinggi, dan danau Toba.
Padahal saat dia berangkat dia tak tahu bahasa Indonesia sama sekali, tapi dia merasa aman dan menikmatinya.
Saat itu umurnya 60 tahun, dia baru saja meminta pension dini sebagai dosen UQ.
Saat ini dia hanya dosen LB di UQ dan mengajar di beberapa PT lain dan bekerja part time di beberapa perusahaan.
Dengan demikian dia memiliki kebebasan yang sangat besar, tanpa merasa kekurangan penghasilan.

Aku merenung, apakah mungkin aku bisa seperti itu,
Bisa menikmati hidup merdeka denga istriku,
Pergi kemana kami suka, mengelilingi dunia tanpa takut,
Takut karena keamanan, takut karena keuangan, dan takut karena jadwal kerja
Kalau bisa, pertanyaan berikutnya kapan ya…………………

Semoga Allah menuntun jalan kita ya bu, kekasih hatiku
Gambar di atas itu adalah suasana di kelas dengan Dr. Bob